Search This Blog

Hizbut Tahrir Indonesia

Hizbut Tahrir Indonesia


HTI Kecam Raperda Kepariwisataan Lampung

Posted: 28 May 2011 09:53 PM PDT

Upaya DPRD Lampung mengegolkan rancangan peraturan daerah (raperda) kepariwisataan mendapat sandungan. Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Lampung mengecam isi beberapa pasal dalam raperda itu yang membolehkan sejumlah aktivitas usaha hiburan, seperti karaoke, live music, dan biliar tetap berlangsung selama bulan suci Ramadan.

Diketahui, dalam bab X pasal 41 ayat 2 dan 4 tentang waktu dan penyelenggaraan industri pariwisata memang ada catatan khusus yang menyatakan bahwa klab malam, diskotek, mandi uap, griya pijat, permainan mesin keping jenis bola tangkas, dan usaha bar, baik berdiri sendiri atau ada menjadi satu dengan jenis usaha, tidak boleh buka.

Namun, khusus untuk hotel berbintang, raperda ini memberi kelonggaran. Hotel berbintang tetap diperbolehkan menyelenggarakan seluruh aktivitas hiburan itu selama Ramadan. ''Karena itu, HTI Lampung menentang keras raperda ini," tegas Humas HTI Lampung Akhiril Fajri kemarin (27/5).

Menurutnya, ada beberapa alasan sehingga HTI menentang keras raperda itu. Pertama, HTI melihat raperda ini masih memberikan celah untuk melakukan berbagai aktivitas hiburan yang mengandung kemaksiatan. Karena itu, HTI mendesak pihak yang berwenang untuk menutup semua tempat hiburan malam yang melakukan perbuatan maksiat. ''Apabila tempat itu sudah ada yang ditutup, kami juga mendesak pemerintah daerah untuk tidak memberikan izin kepada usaha membuka usaha sejenis," beber Akhiril Fajri.

Kedua, setiap tempat-tempat hiburan yang mengandung kemaksiatan, seperti judi, minum-minuman keras, dan unsur pornografi/pornoaksi harus dihentikan karena itu adalah aktivitas yang dilarang dan dimurkai oleh Allah SWT. Apalagi kalau itu terus dijalankan pada bulan yang sangat mulia yaitu Ramadan.

''Kalau itu tetap dilakukan dan diberikan izin, pada gilirannya akan merusak kelangsungan hidup manusia, menghancurkan generasi muda, dan menghancurkan sendi-sendi kehidupan masyarakat di Lampung," urainya.

Ketiga, menyeru kepada pemerintah selaku penanggung jawab (ra'in) dan pelindung (junnah) bagi warga kota yang mayoritas muslim melalui pihak-pihak yang berwenang untuk membentengi umat Islam dari tempat-tempat hiburan yang berbau maksiat dengan melarang dan menindak tegas dan juga bersungguh-sungguh menjaga situasi serta kondisi politik, sosial, ekonomi, dan budaya agar tetap kondusif sehingga umat Islam dapat melaksanakan shaum Ramadan dengan khusyuk.

Keempat, menyeru kepada seluruh elemen masyarakat untuk senantiasa berpegang teguh pada syariah Islam dan terus menggelorakan semangat perjuangan penegakan syariah dan khilafah. ''Karena hanya dengan syariah dan khilafah, kehidupan akan menjadi lebih baik serta terbebas dari segala bentuk kemaksiatan dan akan menjadi masyarakat yang sehat," tegasnya.

Akhiril juga meminta pemerintah mengupayakan mengganti keberadaan tempat itu dengan sarana hiburan sehat dan halal, di mana di dalamnya tidak ada perkara yang dilarang agama seperti pornografi dan pornoaksi, miras, narkoba, zina, pergaulan bebas, dan sebagainya.(radarlampung.co.id, 28/5/2011)

Dasar Boneka Kapitalisme, Qatar Berencana Dirikan Bank Untuk Mendukung Demokrasi di Dunia Arab

Posted: 28 May 2011 09:47 PM PDT

Menurut surat kabar “Financial Times” yang diterbitkan hari Jum’at (27/5) bahwa Qatar sedang dalam pembicaraan dengan para mitranya di negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC) yang kaya minyak, untuk mendirikan Bank Pembangunan di Timur Tengah dalam rangka mendukung negara-negara Arab dalam transisi menuju demokrasi.

Surat kabar itu mengatakan bahwa Qatar terinspirasi oleh gagasan Bank Pembangunan dan Rekonstruksi Eropa yang berkontribusi dalam mengembalikan pembangunan ekonomi dan masyarakat negara-negara Blok Timur pada akhir Perang Dingin.

Sumber-sumber terpercaya menegaskan bahwa rencana Qatar untuk mendirikan Bank Pembangunan Timur Tengah bertujuan untuk memberikan pinjaman puluhan milyar dolar setiap tahun dalam rangka mendukung perubahan politik di negara-negara Arab.

Koran tersebut mengutip dari sumber yang mengatakan bahwa “Qatar berusaha untuk mendapatkan dukungan dari Arab Saudi, Kuwait, dan Uni Emirat Arab terkait rencana pendirian Bank Pembangunan Timur Tengah.”

Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Hamad bin Jassim Al Thani mengatakan, inisiatif itu telah dikemukakan awal pekan ini selama kuliah di Pusat Kajian Islam Oxford.

Sheikh Hamad berkata: “Ada banyak alasan yang membenarkan pendirian Bank Pembangunan Timur Tengah, termasuk kurangnya diversifikasi ekonomi dan tingginya tingkat pengangguran di kalangan anak muda. Sehingga ini dapat memobilisasi sumber daya dan potensi lokal, serta mengundang para ahli asing melalui bank ini.”

Surat kabar itu mengatakan bahwa para penguasa di Teluk merasa tidak nyaman dengan meluasnya berbagai aksi protes pro-demokrasi di dunia Arab. Namun mereka tidak ingin melihat Barat mengambil langkah-langkah bantuan keuangan untuk mendukung perubahan demokrasi di kawasan Timur Tengah (moheet.com, 27/5/2011).

Tunisia Putuskan Menutup Semua Situs Porno

Posted: 28 May 2011 09:37 PM PDT

Pengadilan Negeri di Tunisia telah membuat keputusan yang mengharuskan Badan Urusan Internet Tunisia untuk menutup semua situs porno sebab bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat Arab dan Islam di Tunisia.

Tiga pengacara Tunisia mengajukan gugatan untuk menutup situs-situs ini pekan lalu menyusul gelombang kritikan di situs jejaring sosial “facebook” dan di berbagai halaman surat kabar di Tunisia.

Para pengacara mengatakan bahwa “Situs-situs ini hanya memberikan dampak negatif terhadap kejiwaan, fisiologis, sosial dan pendidikan individu, serta bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat Arab dan Islam.”

Bak jamur di musim hujan, situs-situs porno bermunculan di Tunisia sejak dicabutnya pembatasan internet pada bulan Januari.

Situs “Business News” di Tunisia mengatakan bahwa tujuh situs porno menempati daftar 100 situs di internet yang paling banyak dikunjungi di Tunisia.

Ini yang kedua kalinya penutupan situs-situs di internet sejak penggulingan Presiden Ben Ali pada tanggal 14 Januari setelah sebuah revolusi rakyat yang belum pernah terjadi sebelumnya di dunia Arab.

Pihak berwenang Tunisia telah memutuskan untuk menutup empat situs pada awal bulan Mei ini atas permintaan militer dengan alasan yang masih belum diketahui.

Blogger Slim Amamou dan aktivis di bidang kebebasan berekspresi di Tunisia pada hari Senin (23/5) menyampaikan pengunduran diri dari jabatan Menteri Negara Urusan Pemuda dan Olahraga dalam pemerintahan transisi Tunisia. Hal ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kembalinya pengawasan atas internet, yang menurut pandangannya kebijakan ini sarat sekali dengan kepentingan politik (islammemo.cc, 27/5/2011).

Rezim Suriah Gunakan Mafia

Posted: 28 May 2011 09:30 PM PDT

Rezim Suriah terbukti menggunakan pasukan bergaya mafia untuk meredam aksi para pembangkang yang mengancam kekuasaan Presiden Bashar Al Assad.

Para mafia yang bekerja untuk Assad disebut “Shabiha”. Kelompok mafia itu menjalankan sebuah bisnis proteksi, penyelundupan dan bisnis kriminal lainnya, termasuk penyediaan pengawal untuk rezim.

Mafia tersebut sering memamerkan senjatanya, merampok uang tunai dan sering mengemudi dengan ugal-ugalan dan merampas apa pun yang mereka inginkan. Seperti dilansir Associated Press, Jumat (27/5/2011).

Arti Shabiha diduga berasal dari bahasa Arab, “shabah” yang artinya hantu. Tapi, seorang peneliti dari Yayasan Pembela Demokrasi di Amerika Serikat menyatakan, nama Shabiha berarti “seseorang yang memiliki impunitas dan kerap melakukan aksi penjarahan.”

Suriah bukanlah negara pertama yang menggunakan mafia. Sebelum revolusi Mesir, sudah banyak gank mafia telah menikmati kedekatannya dengan pemerintah atau elemen politik negara. (okezone.com, 27/5/2011)

Mahfud MD: Indonesia dalam Bahaya

Posted: 28 May 2011 09:05 PM PDT

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menyatakan Indonesia kini dalam kondisi bahaya. Tetapi bukan karena ancaman dari luar, melainkan akibat ancaman dari dalam negeri sendiri.

“Saat ini proses penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran, serta proses pembangunan demokrasi macet karena saling sandera menyandera,” katanya seusai melantik Pengurus Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (UII) di Yogyakarta, Sabtu (28/5).

Saling sandera itu, ujarnya, sangat nyata. Ia mencontohkan, jika A melakukan korupsi besar, proses hukum akan sulit dilakukan karena A sudah menyandera B. Padahal, B adalah orang yang harus menegakkan hukum. Itu terjadi karena B sudah disuap oleh A.

Demikian pula ketika A meminta C untuk menyelesaikan, C tidak bisa melakukan karena juga telah menerima suap. Menurut Mahfud, dalam kondisi seperti itu hampir tidak ada yang mampu menggunting simpul saling sandera tersebut.

Ia menambahkan, hal itu sangat mungkin terjadi karena ketika satu kasus terungkap, semua yang terlibat beramai-ramai meributkan dengan arah agar kasusnya mengambang hingga akhirnya tidak pernah selesai.

“Sampai saat ini mana kasus besar yang bisa sampai ke ujungnya? Tidak ada. Karena semua diselingkuhkan secara politik dan akhirnya macet karena tersandera,” katanya.

Guru Besar Fakultas Hukum UII itu menambahkan, ada cara lain yang dilakukan untuk menghilangkan kasus yang akan terungkap. Yaitu, dengan memunculkan kasus baru, sehingga kasus yang diributkan menjadi hilang. “Demikian, hingga akhirnya orang melupakan,” ujar mahfud.

Ketika ditanya contoh kasus saling menyandera yang dimaksudnya, Mahfud menolak menyebutkan. “Tidak usah menyebut kasus konkret,” tegasnya.

Menurut Mahfud, kondisi saling menyandera itu memang sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup Indonesia. Sebab, bangsa atau negara yang tidak mampu menegakkan keadilan, maka negara itu hanya menunggu waktu untuk hancur. Ia menyebutkan, itu adalah fakta sejarah maupun berdasar ajaran agama.

Oleh karena itu, untuk keluar dari situasi semacam itu perlu ada proses penegakan hukum yang tidak pandang bulu. Yang bisa melalukannya, tambah Mahfud, adalah para pemimpin negara ini. Tetapi mereka harus orang yang bersih. (mediaindonesia.com, 28/5/2011)

150 Ribu Orang Mengungsi akibat Pertempuran di Sudan

Posted: 28 May 2011 09:00 PM PDT

Lebih dari 150.000 orang melarikan diri dari aksi kekerasan yang melanda wilayah perbatasan Abyei yang disengketakan dan daerah-daerah sekitarnya , kata seorang menteri Sudan Selatan, Jumat (27/5).

“Situasi mencekam– lebih dari 150.000 orang meninggalkan Abyei dan daerah-daerah sekitarnya,” kata Menteri Urusan Kemanusiaan James Kok Ruea.

Pasukan Sudan Utara merebut wilayah perbatasan itu pekan lalu, satu tindakan yang dikecam negara-negara internasional yang memperingatkan tindakan itu adalah satu ancaman bagi perdamaian antara utara dan selatan.

“Wanita, anak-anak, orang tua– mereka lari ketakutan tanpa perlidungan akibat aksi kekerasan yang kejam,” kata Ruea, sebelum menilai dampaknya pada daerah-daerah itu.

Jumlah itu jauh lebih besar dari perkiraan PBB sebelumnya tetapi angka itu didasarkan pada jumlah orang yang benar-benar telah dihitung.

Banyak dari mereka mengungsi itu diduga menghindari jalan-jalan utama dan bersembunyi di semak-semak sekitar karena khawatir diserang pesawat Sudan utara.

“Penduduk dalam jumlah besar terus bergerak melalui jalur semak-semak,” kata satu laporan penilaian PBB yang dibacakan Jumat.

Ruea mengatakan tidak jelas berapa jumlah dari 110.000 warga Abyei yang lari ke selatan.

Patroli-patroli udara dan darat mencari penduduk yang melarikan diri tidak menemukan jejak mereka di Abyei, yang mengindikasikan daerah itu kosong kecuali “kehadiran banyak pria-pria bersenjata,” katanya.

“Misi pengawas udara terbang di atas 10 desa utara dan selatan kota Abyei,” kata laporan itu.

Perkiraan PBB itu adalah konservatif karena laporan-laporan kedatangan pengungsi terus mengalir.

“Sampai 26 Mei, mitra-mitra kemanusiaan memperkirakan lebih dari 30.000 orang menuju selatan,” tambahnya.

Masa depan Abyei adalah paling peka dari sejumlah masalah yang kedua pihak perjuangan untuk mencapai persetujuan sebelum kemerdekaan penuh wilayah selatan Juli mendatang. (mediaindonesia.com, 28/5/2011)

Skenario Dibalik Operasi Abbotabad

Posted: 28 May 2011 08:49 PM PDT

Opersi pembunuhan Osama bin Laden yang dilakukan oleh AS dan otoritas Pakistan, yang berlangsung di kota Abbotabad, bukan di pegunungan Tora Bora atau di gua-gua Afghanistan, membawa banyak implikasi terhadap masa depan kebijakan AS di kawasan ini, terutama bagi Pakistan.

Tujuan dari pembunuhan bin Laden di rumahnya di Abbotabad, yang jaraknya kurang dari satu kilometer dari Akademi Tentara Pakistan adalah untuk mencapai tujuan-tujuan berikut:

1.    Untuk membuktikan kepada dunia dan rakyat Amerika khususnya, bahwa invasi ke Afghanistan telah mencapai tujuannya.

2.    Mengumumkan kemenangan. Sehingga dengan ini Obama bisa mewujudkan janjinya untuk menarik sebagian pasukan AS dari Afghanistan, tanpa menunjukkan kekalahan dalam peperangan ini.

3.    Untuk mengubah perhatian dunia terhadap Pakistan, yang dianggapnya sebagai sarang para teroris yang sesungguhnya.

4.    Untuk meciptakan opini umum bahwa AS dapat beroperasi di Pakistan meskipun tanpa persetujuan terlebih dahulu dari pemerintah Pakistan atau militer.

5.    AS ingin mematahkan kehendak kaum Muslim Pakistan. AS ingin kaum Muslim di samping pemerintahannya menerima kenyataan bahwa mereka adalah budak, sehingga mereka harus senantiasa menerima setiap dikte (perintah) AS.

Beberapa wartawan dan analis politik di media telah menggiring dengan argumen utama mereka untuk menerima setiap dikte (perintah) AS, yaitu:

Pertama. mengambil bantuan dari AS. Sehingga kami tidak memiliki pilihan apapun selain mengikuti AS.

Kedua, AS sangat kuat. Sementara kami tidak mampu untuk melawannya. Dan jika kami melwannya, maka nasib kami akan menjadi seperti nasib Afghanistan.

Sebua promosi dengan argumen yang sama dilakukan oleh lembaga militer dan Kepala Staf PAF, Marsekal Rao Qamar Sulaiman untuk mengintimidasi massa dan menutupi pengkhianatan para pemimpin.

Setelah pelepasan Raymond Davis, maka operasinya di Abbotabad merupakan pukulan baru dan kuat bagi kepemimpinan militer negara.  Sungguh begitu telanjang bahwa AS tidak mungkin melakukan operasi ini tanpa keterlibatan komandan militer. Begitu juga tidak mungkin AS berani menanggung risiko jika belum mendapatkan lampu hijau dari kepemimpinan Pakistan.

Meskipun ada keraguan yang menyelimuti seputar operasi tersebut, seperti AS membiarkan “para istri dan anak-anak” Osama bin Laden Osama yang membuat masyarakat percaya bahwa tidak ada target yang berharga. Padahal sebelumnya AS tidak pernah menghormati sama sekali anggota keluarga mujahidin Arab yang tidak bersalah. Bagaimana mungkin meninggalkan apa yang bisa menjadi tambang emas informasi. Bahkan lebih dari itu, AS tidak menunjukkan bukti bahwa ia memilik mayat Osama bin Laden.

Sekalipun demikian, bahwa insiden ini telah menelanjangi Kepemimpinan Tertinggi Militer yang selama ini bersembunyi di balik kepemimpinan politik yang korup, seperti Zardari. Mereka tidak dapat menjelaskan alasan mereka membiarkan drama di Abbottabad ini, yang jelas-jelas merusak dan melanggar kedaulatan Pakistan. Sehingga hal ini menyebabkan murka yang besar di antara perwira militer Pakistan, yang mengatakan bahwa “petualangan seperti ini di masa depan dapat menyebabkan peninjauan kembali terhadap peran Pakistan dalam perang melawan terorisme.”

Media pun ramai-ramai memberitakan tentang masalah ini, serta membongkar peran Panglima Militer Jenderal Ashfaq Parvez Kayani dan Direktur Jenderal Intelijen Pakistan Ahmed Shuja Pasha. Dengan demikian, kepemimpinan militer tampak sangat lemah, sehingga ini yang pertama kalinya mereka terpaksa membayar berbagai aksi demonstrasi di kota-kota besar di Pakistan untuk mendukung militer dan badan intelijen Pakistan.

Apalagi berbagai laporan pelayanan public telah memberikan gambaran yang jelas tentang perasaan dalam tubuh militer, yang mengatakan bahwa “Kayani tokoh terkemuka yang memiliki perasaan terhormat dengan kedatangan John Kerry, di mana pembicaraannya fokus seputar masalah militer Pakistan, dan kemarahan di antara jajaran militer disebabkan insiden Abbotabad.”

Bahkan dalam hal ini, Cina pun tidak tinggal diam, melainkan mengeluarkan pernyataan yang mengancam. Mereka mengatakan: “Cina memperingatkan dengan tegas bahwa setiap serangan terhadap Pakistan adalah serangan terhadap Cina.”

Kemarahan di jalan-jalan melawan AS dan bonekanya dari para politisi dan militer telah mencapai puncaknya. Dan sekali lagi media dan analis politik menemui jalan buntu. Pakistan mendidih dan asap semakin siap untuk membuat perubahan. Sehingga satu-satunya yang tersisa adalah, bahwa kewajiban orang-orang yang ikhlas di antara masyarakat adalah melayangkan pukulan terakhir terhadap rezim ini.

Wahai para perwira yang ikhlas dalam angkatan bersenjata. Sungguh ini adalah waktu yang telah dinati-nanti oleh umat terhadap kalian. Untuk itu bangkitlah dan jadilah para pejuang Islam, ubahlah Pakistan seperti Madinah al-Munawwarah, dan serahkanlah tampuk kekuasaan kepada pimpinan yang ikhlas dari Hizbut Tahrir, untuk dapat menerapkan syariah Islam dan mewujudkan kemuliaan bagi agama dan umat Rasulullah Saw ini (Naveed Butt, juru bicara resmi HT di Pakistan).

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 27/05/2011.

200 Perusahaan Israel Membangun Jaringan Bisnis Dengan Iran

Posted: 28 May 2011 08:27 PM PDT

Surat kabar Israel “Ha’aretz” pada hari Kamis (26/5) mengumumkan bahwa pemerintah Israel mengabaikan fakta adanya sekitar 200 perusahaan Israel membangun jaringan bisnis dengan Iran.

Surat kabar itu melaporkan bahwa hubungan dagang yang dibangun Israel dengan Iran meliputi investasi sektor energi Iran, yang digunakan untuk mengembangkan proyek nuklir di Iran.

Surat kabar Israel “Ha’aretz” mengungkapkan hal ini setelah kemarin pemerintah AS memutuskan untuk menjatuhkan sanksi pada perusahaan Israel “Tanker Pacific” miliki Ofer Brothers Group karena menjual kapal tanker minyak ke Iran.

Menurut surat kabar berbahasa Ibrani ini bahwa penyelidikan juga dilakukan terhadap Departemen Pertahanan Israel terkait perjanjian antara perusahaan Israel dan Iran setelah ada berita tentang keterlibatan departemen ini.

Hal senada juga dilaporkan oleh surat kabar Israel “Yedioth Ahronoth” bahwa Israel mengekspor ke Iran, khususnya alat-alat produksi pertanian, termasuk pupuk organik dan dan hormon untuk produksi susu dan sereal (almokhtsar.com, 27/5/2011).

Pendudukan Kembali Setor Tujuh Nyawa Tentaranya di Afghanistan

Posted: 28 May 2011 08:21 PM PDT

Pasukan pendudukan (ISAF) yang dipimpin oleh NATO mengumumkan bahwa tujuh tentaranya telah tewas pada hari Kamis (26/5) dalam sebuah ledakan bom yang ditanam di pinggir jalan di Afghanistan selatan.

Pasukan pendudukan (ISAF) tidak menetapkan kebangsaan dari mereka yang tewas. Namun demikian, pasukan AS, Inggris dan Kanada merupakan pasukan pendudukan terbesar yang berada di Afghanistan selatan. Sepanjang tahun 2011 ini 200 orang tentara pasukan pendudukan telah tewas di Afghanistan.

Pada hari Selasa (24/5) NATO mengumumkan tentang kecelakaan helikopter miliknya di Afghanistan barat, namun tidak ada korban di antara pasukannya.

Sementara itu “ISAF” mengatakan bahwa lokasi kecelakaan telah diamankan. Sedang awaknya tidak ada yang cedera dalam insiden ini. Dan sejauh ini tidak ada penjelasan lebih rinci.

Bahkam hingga saat ini belum ada rincian keterangan apapun tentang penyebab dari kecelakaan helikopter militer, yang merupakan insiden kedua dari insiden yang sama dalam satu bulan ini (islamtoday.net, 26/5/2011).