Amerika sadar akan fakta-fakta dan angka-angka itu di dalam Umat Islam. Dia sadar akan
konsekuensi-konsekuensinya. Di Desember 2004, The National Intelligence Council
– Dewan Intelijen Nasional CIA memprediksi bahwa di tahun 2020 ‘satu Khilafah
baru’ akan terbit di pentas dunia. Temuan-temuan itu dipublikasikan dalam
laporan 123-halaman berjudul “Mapping the Global Future – Memetakan Masa Depan
Global”. Tujuan laporan itu adalah untuk mempersiapkan pemerintahan Bush
selanjutnya untuk berbagai tantangan yang siap menghadang dengan memproyeksikan
tren-tren saat ini yang mungkin menjadi ancaman bagi kepentingan Amerika
Serikat. Laporan itu disodorkan ke presiden Amerika Serikat, para anggota
Congress, para anggota kabinet dan para anggota kunci yang terlibat dalam
pembuatan keputusan. Selain itu, akhir-akhir ini, Pat Buchanan, salah seorang
pendiri majalah The American Conservative dan penasihat bagi 3 presiden Amerika
Serikat sebelumnya, Nixon, Ford dan Reagan mengatakan, “Jika aturan Islam adalah ide yang
mengakar di antara massa Islam, bagaimana bisa bahkan pasukan tentara terbaik
di dunia menghentikannya?”
§ Telah gagal untuk
memenangkan ‘perang melawan Islam’ dan ‘pertarungan hati dan pikiran’ sekarang
mereka mencoba setiap kesempatan menunda emosi Umat menyatu bersama yang
akhirnya mengarah ke Negara Khilafah Islam. Di waktu yang sama para pemerintah
Barat sedang mempersiapkan diri mereka sendiri untuk kembalinya Khilafah pada
akhirnya. Faktanya baik versi 2002 maupun 2006 dari Quadrennial Review Pentagon
mengibliskan Kaum Muslimin, negeri-negeri Islam dan Islam, dalam berbagai macam
selubung, sebagai ancaman terhadap keamanan Amerika Serikat. Para pejabat
Amerika Serikat tertinggi teryakinkan bahwa tantangan ideologis terbesar adalah
apa yang mereka sebut ‘bentuk Islam yang terpolitisasi tingkat tinggi’ dan
bahwa Washington dan para sekutunya tidak bisa menanggung untuk berdiri dan
menyaksikan Kaum Muslimin merealisasikan takdir politik mereka, Khilafah.
§ Para pembuat keputusan senior telah ‘memperingatkan’
berbagai konsekuensi pendirian kembali Khilafah. Mantan Presiden George W Bush,
dalam suatu pidato kepada bangsa Amerika di Oktober 2005 menyatakan bahwa “para militan percaya bahwa mengendalikan satu negara
akan menggalang massa Kaum Muslim, memungkinkan mereka untuk mengenyahkan semua
pemerintahan moderat di kawasan itu, dan mendirikan imperium Islami radikal
yang membentang dari Spanyol ke Indonesia.” Donald Rumsfeld, selama
invasi di Irak mengkonfirmasi, “Iraq akan menjadi basis Khilafah Islam baru
untuk meluas ke seantero Timur Tengah dan yang akan mengancam para pemerintah
berlegitimasi di Eropa, Afrika, dan Asia. Inilah rencana mereka. Mereka telah
mengatakan demikian. Kita membuat kesalahan fatal jika kita gagal untuk
mendengarkan dan belajar.” Adalah karena alasan-alasan itu Amerika telah
menimpakan Antek cadangan untuk Timur Tengah sebab para penguasa Kaum Muslim
tidak bisa didongkrak oleh kekuatan luar untuk lebih lama lagi.
§ Selain
itu, dalam kata-kata mantan Presiden Amerika Serikat Cheney “Mereka membicarakan tentang ingin mendirikan kembali apa
yang bisa kamu sebut sebagai Khilafah Abad ke-7. Ini adalah dunia sebagaimana
diatur 1.200, 1.300 tahun, berlangsung, ketika Islam atau orang-orang Islam
mengendalikan apapun dari Portugal dan Spanyol di Barat; semuanya hingga
Mediterania ke Afrika Utara; seluruh Afrika Utara; Timur Tengah; hingga ke
negara-negara Balkan; republik-republik Asia Tengah; pucuk selatan Rusia;
segepok India; dan sekeliling ke Indonesia hari modern. Singkatnya dari Bali
dan Jakarta di satu ujung, ke Madrid di ujung yang lain.”